Jalan Burma Menuju Sosialisme
Jalan Burma Menuju Sosialsme (bahasa Burma: မြန်မာ့နည်းမြန်မာ့ဟန် ဆိုရှယ်လစ်စနစ်) mengacu kepada ideologi pemerintahan sosialis di Burma, dari tahun 1948 hingga 1988, ketika kudeta tahun 1948 yang dipimpin oleh Ne Win dan militer mendepak U Nu dari kekuasaan. Lebih khusus lagi, Jalan Burma Menuju Sosialisme adalah sebuah risalah ekonomi yang ditulis pada April 1962 oleh Dewan Revolusioner, tidak lama setelah kudeta tersebut, sebagai sebuah cetak biru untuk pembangunan ekonomi, mengurangi pengaruh asing di Burma, dan meningkatkan peran militer.[1] Kudeta militer yang dipimpin oleh Ne Win dan Dewan Revolusioner tahun 1962 dilakukan dengan dalih krisis ekonomi, keagamaan, dan politik di negara itu, khususnya masalah federalisme dan hak negara-negara bagian Burma untuk melepaskan diri dari Union.[2] Jalan Burma Menuju Sosialisme telah banyak digambarkan oleh para cendekiawan sebagai bersifat xenofobia, takhayul dan suatu "kegagalan yang keji" dan mengubah salah satu negara paling makmur di Asia menjadi salah satu negara termiskin di dunia.[3] Namun, PDB per kapita riil (harga konstan USD tahun 2000) di Burma meningkat dari $159,18 tahun 1962 menjadi $219,20 tahun 1987, atau sekitar 1,3% per tahun, salah satu tingkat pertumbuhan terlemah di Asia Timur selama periode ini, tetapi masih positif.[4] Program ini mungkin juga berfungsi untuk meningkatkan stabilitas domestik dan menjaga agar Burma tidak terjerat dalam pergumulan Perang Dingin yang memengaruhi negara-negara Asia Tenggara lainnya.[1] Jalan Burma Menuju Sosialisme berdampak sangat besar dalam meningkatkan tingkat kemiskinan dan isolasi[5][6] dan telah digambarkan sebagai "bencana".[7] Upaya Ne Win di kemudian hari untuk membuat mata uang berdasarkan denominasi yang bisa dibagi oleh 9, angka yang dianggapnya membawa keberuntungan, melenyapkan tabungan jutaan rakyat Burma. Hal ini berujung pada Pemberontakan 8888 pro-demokrasi, yang dihentikan oleh militer dengan tindakan kekerasan, yang membentuk Dewan Pemulihan Hukum dan Ketertiban Negara pada tahun 1988.[8] Latar belakangDi bawah kepemimpinan U Nu dan pemerintahan koalisi yang dipimpin AFPFL, Burma telah menerapkan kebijakan ekonomi dan kesejahteraan sosialis, yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lambat sepanjang tahun 1950-an.[2] Pada 28 Oktober 1958, Ne Win melakukan kudeta, di bawah naungan U Nu, yang meminta Ne Win untuk menjabat sebagai perdana menteri sementara, untuk memulihkan ketertiban di negara itu, setelah AFPFL terpecah menjadi dua faksi dan U Nu nyaris tidak selamat dari mosi tidak percaya terhadap pemerintahannya di parlemen. Ne Win memulihkan ketertiban selama periode yang dikenal sebagai pemerintahan sementara Ne Win.[9] Pemilihan umum diadakan pada Februari 1960 dan Ne Win menyerahkan kembali kekuasaan kepada U Nu yang menang pada 4 April 1960. Pada tahun 1958, Burma mulai pulih secara ekonomi, tetapi mulai berantakan secara politik karena perpecahan dalam AFPFL menjadi dua faksi, satu dipimpin oleh Thakins Nu dan Tin, yang lainnya oleh Ba Swe dan Kyaw Nyein.[10] Dan ini terlepas dari keberhasilan yang tak terduga tawaran "Senjata untuk Demokrasi" dari U Nu yang diterima oleh U Seinda di Arakan, Pa-O, beberapa kelompok Mon dan Shan, tetapi lebih penting lagi oleh PVO yang menyerahkan senjata mereka.[10] Situasi menjadi sangat tidak stabil di Parlemen Union, dengan U Nu selamat dari mosi tidak percaya hanya dengan dukungan oposisi Front Persatuan Nasional (NUF), yang diyakini memiliki "komunis terselubung" di antara mereka.[10] Lihat pulaReferensi
Sumber lainnya
Pranala luar |
Portal di Ensiklopedia Dunia