Konsentrasi bunuh minimum, konsentrasi bakterisidal minimum, atau KBM (bahasa Inggris: minimum bactericidal concentration, MBC) adalah konsentrasi terendah dari suatu agen antibakteri yang diperlukan untuk membunuh bakteri tertentu.[1] KBM dapat ditentukan dari uji konsentrasi hambat minimum (KHM) pengenceran kaldu dengan melakukan subkultur pada lempeng agar yang tidak mengandung agen uji. KBM diidentifikasi dengan menentukan konsentrasi agen antibakteri terendah yang mengurangi viabilitas inokulum bakteri awal sebesar ≥99,9%.[2] KBM bersifat komplementer terhadap KHM; uji KHM menunjukkan tingkat agen antimikroba terendah yang menghambat pertumbuhan, sedangkan KBM menunjukkan tingkat agen antimikroba terendah yang mengakibatkan kematian mikroba. Ini berarti bahwa meskipun KHM tertentu menunjukkan penghambatan, pelapisan bakteri pada agar masih dapat menyebabkan proliferasi organisme karena antimikroba tidak menyebabkan kematian. Agen antibakteri biasanya dianggap sebagai bakterisida jika nilai KBM tidak lebih dari empat kali nilai KHM.[3][4] Karena uji KBM menggunakan unit pembentuk koloni sebagai ukuran proksi viabilitas bakteri, uji ini dapat dikacaukan oleh agen antibakteri yang menyebabkan agregasi sel bakteri. Contoh agen antibakteri yang melakukan hal ini adalah flavonoid[4] dan peptida.[5][6]
^French GL (2006). "Bactericidal agents in the treatment of MRSA infections--the potential role of daptomycin". Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 58 (6): 1107–17. doi:10.1093/jac/dkl393. PMID17040922.
^Robert É, Lefèvre T, Fillion M, Martial B, Dionne J, Auger M (2015). "Mimicking and understanding the agglutination effect of the antimicrobial peptide thanatin using model phospholipid vesicles". Biochemistry. 54 (25): 3932–41. doi:10.1021/acs.biochem.5b00442. PMID26057537.
Artikel bertopik farmakologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.