Perang Unix
![]() Perang Unix adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan persaingan intens antara berbagai vendor perangkat lunak dalam upaya menetapkan standar sistem operasi Unix pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Pada masa itu, banyak perusahaan teknologi mengembangkan versi Unix mereka sendiri, seperti System V dari AT&T dan BSD dari University of California, Berkeley. Masing-masing versi memiliki fitur, antarmuka, dan keunggulan teknis yang berbeda, yang mengakibatkan kurangnya kompatibilitas antar sistem. Hal ini menyulitkan pengembang perangkat lunak dan pengguna karena program yang berjalan di satu versi Unix belum tentu bisa berjalan di versi lain. Vendor-vendor besar seperti Sun Microsystems, IBM, HP, dan DEC ikut terlibat, berusaha mempengaruhi arah standarisasi untuk keuntungan mereka sendiri. Hal ini memicu munculnya berbagai aliansi dan organisasi, seperti Open Software Foundation (OSF) dan Unix International (UI), yang memiliki visi berbeda tentang bagaimana Unix seharusnya dikembangkan dan disatukan. Perang Unix ini pada akhirnya mendorong terbentuknya standar POSIX dan organisasi seperti X/Open dan kemudian The Open Group, yang bertugas menyusun dan menjaga standarisasi Unix. Meskipun konflik ini menyebabkan fragmentasi dalam jangka pendek, hasil akhirnya adalah sistem Unix yang lebih terstandar dan interoperabel. SejarahBaik AT&T Corporation maupun University of California, Berkeley memainkan peran penting dalam sejarah awal perkembangan sistem operasi Unix. Meskipun Unix awalnya dikembangkan di Bell Labs milik AT&T, pada dekade 1980-an, Computer Systems Research Group (CSRG) di Berkeley menjadi salah satu pengembang utama Unix versi non-komersial.[1] Tiga Varian Utama Unix pada 1980-anPada pertengahan 1980-an, terdapat tiga varian Unix yang paling umum digunakan.
Meskipun ketiga varian tersebut berasal dari Unix Penelitian AT&T, masing-masing telah berkembang dengan arah yang berbeda. Selain itu, banyak vendor perangkat keras dan perangkat lunak mengembangkan versi Unix mereka sendiri, yang memperluas perbedaan antara implementasi satu dengan yang lain.[2] Periode ini ditandai oleh keragaman dan fragmentasi dalam dunia Unix, yang menjadi cikal bakal munculnya berbagai sistem turunan Unix yang dikenal hingga saat ini. Pada pertengahan 1980-an, dunia Unix mengalami perpecahan antara dua kubu utama: System V dari AT&T dan BSD (Berkeley Software Distribution) dari University of California, Berkeley. Ketegangan ini terlihat jelas dalam berbagai forum industri, seperti konferensi Usenix, tempat staf AT&T mengenakan pin bertuliskan "System V: Anggap Saja Standar", sementara komunitas pendukung BSD mengusung slogan "4.2 > V", merujuk pada keunggulan BSD versi 4.2, terutama karena sudah menyertakan dukungan bawaan untuk jaringan TCP/IP, fitur yang belum dimiliki System V saat itu. Standarisasi dan KolaborasiPada tahun 1984, sejumlah vendor perangkat lunak dan perangkat keras membentuk X/Open, sebuah konsorsium untuk mendorong sistem Unix yang terbuka dan kompatibel antar vendor. Langkah ini menarik perhatian AT&T, yang kemudian bekerja sama dengan Sun Microsystems, vendor BSD terkemuka, untuk menciptakan versi Unix terpadu. Proyek kolaboratif ini menghasilkan System V Release 4 (SVR4), yang dirilis pada tahun 1988. SVR4 menyatukan berbagai fitur dari System V, BSD, dan sistem lain seperti Xenix, dan menjadi dasar bagi sistem Unix modern seperti OpenIndiana.[3] Reaksi dan PersainganKeputusan AT&T dan Sun untuk menggabungkan kekuatan mendapat sambutan positif dari banyak pelanggan dan media industri. Namun, beberapa pemegang lisensi Unix lainnya khawatir bahwa kerja sama ini akan memberikan keuntungan tidak adil bagi Sun Microsystems. Akibatnya, mereka membentuk Open Software Foundation (OSF) pada tahun 1988. Sebagai respon, AT&T bersama sekutu lainnya membentuk Unix International (UI) pada tahun yang sama. Hal ini memicu persaingan komersial terbuka antara dua kubu Unix "terbuka", sementara X/Open tetap berusaha menjaga posisi netral sebagai pihak penengah. Dampak pada KeandalanSebuah studi tahun 1990 mengungkapkan bahwa 25% hingga 33% dari utilitas dalam berbagai versi Unix dapat mengalami kerusakan saat diuji menggunakan teknik fuzzing. Para peneliti menyimpulkan bahwa perlombaan menambahkan fitur, meningkatkan performa, dan bersaing secara agresif antara kubu BSD dan System V telah membuat aspek keandalan sistem kurang mendapat perhatian dari para pengembang. Konflik ini mencerminkan fase penting dalam sejarah Unix, di mana perbedaan teknis dan strategi komersial membentuk arah perkembangan sistem operasi yang berpengaruh hingga saat ini.[4] StandardisasiPOSIX dan Akhir dari Perang UnixPada tahun 1988, standar POSIX (Portable Operating System Interface) pertama kali dirilis, dengan fokus awal pada fungsi pustaka sistem C yang berada di luar cakupan standar bahasa C yang saat itu sedang dikembangkan. Seiring waktu, cakupan POSIX diperluas untuk mencakup berbagai aspek dari lingkungan sistem operasi, sehingga dapat diterapkan secara luas di berbagai sistem. POSIX dirancang sebagai "penyebut umum terendah", yaitu serangkaian fitur inti yang bisa didukung baik oleh sistem berbasis System V maupun BSD, bahkan juga oleh beberapa sistem non-Unix, tanpa memerlukan usaha rekayasa yang besar. Berakhirnya Perang UnixPersaingan antara berbagai kelompok Unix mencapai titik balik pada Maret 1993, ketika para anggota utama dari Unix International (UI) dan Open Software Foundation (OSF) sepakat membentuk aliansi baru bernama Common Open Software Environment (COSE). Inisiatif ini secara luas dipandang sebagai tanda berakhirnya era Perang Unix, yaitu periode persaingan intens antar vendor Unix yang berbeda. Langkah-langkah besar lainnya segera menyusul:
Faksionalisme SetelahnyaMeskipun era persaingan besar telah berakhir, beberapa insiden persaingan muncul kembali
Transformasi ini menunjukkan bagaimana komunitas Unix perlahan beralih dari fragmentasi dan persaingan menuju koordinasi dan standarisasi, meskipun tantangan faksional masih muncul dari waktu ke waktu. BSD dan kebangkitan LinuxAntara tahun 1989 hingga 1994, komunitas BSD (Berkeley Software Distribution) secara aktif bekerja untuk menghapus kode milik AT&T yang dilindungi hak cipta dari sistem mereka. Upaya ini dilakukan agar sistem BSD bisa dirilis secara sumber terbuka dan legal tanpa ketergantungan pada lisensi dari AT&T.[5] Munculnya Turunan BSDSelama masa transisi ini, berbagai sistem operasi turunan BSD berbasis arsitektur x86 mulai bermunculan
BSD dalam Dunia Komersial dan Sertifikasi UNIXSalah satu pencapaian besar BSD adalah pada tahun 2007, ketika Mac OS X v10.5 (dirilis oleh Apple) menjadi sistem operasi pertama berbasis kode BSD sumber terbuka yang disertifikasi secara resmi sebagai kompatibel penuh dengan UNIX. BSD dan Warisan UNIXSistem BSD memiliki garis keturunan langsung dari UNIX Versi 7, menjadikannya sangat dekat secara historis dan teknis dengan sistem Unix awal. Menurut tokoh gerakan sumber terbuka Eric S. Raymond, sistem BSD dapat dianggap sebagai "Unix genetik", meskipun bukan pemilik merek dagang UNIX secara resmi. BSD dan GNU/LinuxSelama sengketa hukum BSD (1992–1994) terkait hak cipta dengan AT&T, proyek GNU dari Free Software Foundation telah mendekati penyelesaian sebagai sistem operasi lengkap. Namun, karena kernel resmi GNU (Hurd) belum siap, kernel Linux yang dikembangkan secara independen diintegrasikan dengan komponen GNU. Hasil kombinasi ini dikenal secara luas sebagai sistem operasi Linux atau GNU/Linux.[6] Sistem Linux bertujuan untuk kompatibel dengan standar POSIX, sama seperti BSD, namun dikembangkan sepenuhnya tanpa menyertakan kode berpemilik, sehingga menghindari masalah hukum yang sempat menimpa BSD. Lihat jugaPranala luar
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia