Commuter Line Yogyakarta
Commuter Line Yogyakarta, juga disebut Lin Yogyakarta adalah layanan kereta komuter di Indonesia yang menghubungkan dua kota penting di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta. Sebagai proyek jalur kereta rel listrik pertama di luar Daerah Operasi I Jakarta,[1] layanan ini dioperasikan untuk menggantikan kereta api Prambanan Ekspres dalam melayani koridor Solo Balapan–Yogyakarta. Pada peta perjalanan Commuter Line, rute ini diberi warna merah manggis cerah, sehingga sering disebut sebagai Yogyakarta Red Line. SejarahLatar belakangWacana pembangunan KRL Solo Balapan–Yogyakarta tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas) tahun 2030 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2011.[2] Pola operasi Prambanan Ekspres yang masih terbatas dan menggunakan armada yang sudah tua menyebabkan banyak calon penumpang tidak mendapatkan tiket.[3] Pada tahun 2015, Daerah Operasi VI Yogyakarta telah menargetkan penumpang harian sekitar 7.000 penumpang per hari. Pengoperasian KRL diharapkan dapat meningkatkan mobilitas kaum penglaju serta mendukung pariwisata yang berkesinambungan di wilayah Solo Raya–Yogyakarta.[4] Konstruksi dan perencanaan operasiUntuk mewujudkan jalur KRL Solo Balapan–Yogyakarta, maka pada tahun 2016, tiang listrik aliran atas mulai ditimbun di Stasiun Solo Jebres;[3] dan pada saat itulah, proyek ini menjadi terbengkalai selama kurang lebih tiga tahun sehingga proses elektrifikasi jalur menjadi terhambat.[5][6] Proyek elektrifikasi jalur tersebut pada akhirnya mulai dilakukan pada Januari–Februari 2020, yang ditandai dengan pemasangan tiang listrik aliran atas di Stasiun Klaten. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa bagian Tengah memutuskan untuk memulai elektrifikasi di ruas Yogyakarta–Klaten.[7][8] Pada masa pandemi Covid-19, proyek ini tetap berjalan hingga selesai pada akhir tahun 2020.[9] Proyek ini menelan biaya Rp1,2 triliun.[10] Untuk meningkatkan layanan KRL dan merespons tingginya antusiasme masyarakat terhadap rute KRL Solo Balapan–Yogyakarta sekaligus mempertimbangkan bahwa Depo KRL Lin Yogyakarta akan berlokasi di Solo Jebres, pada tahun 2021, elektrifikasi dilanjutkan hingga Stasiun Solo Jebres dan Stasiun Palur di Kabupaten Karanganyar dengan jarak sejauh 10 kilometer (6,2 mi).[11] Peningkatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan depo KRL Solo Jebres dan gardu traksi listrik aliran atas.[12] Pada tahun 2022, jalur kereta api Solo Balapan–Palur telah selesai menjalani proses elektrifikasi, menjadikan Stasiun Palur sebagai titik terminus baru bagi Commuter Line Yogyakarta. Sebelum pelaksanaan uji coba publik, KAI Commuter bersama PT KAI Daop 6 Yogyakarta dan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah telah melakukan serangkaian uji coba perjalanan KRL lintas Solo Balapan–Palur. Uji sinkronisasi sarana dan prasarana dilaksanakan pada 5–6 dan 12–13 April 2022, diikuti dengan uji coba terbatas bagi pengguna pada 20–26 Juni 2022. Uji coba publik resmi dimulai pada Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77, 17 Agustus 2022, dengan pengoperasian enam perjalanan setiap hari selama masa uji coba tersebut.[13][14] Armada![]() ![]() Armada yang digunakan untuk pengoperasian Commuter Line di Lin Yogyakarta adalah KRL EA202 (KfW i9000), yang sebelumnya digunakan di Lin Tanjung Priok di Jakarta. KRL ini kemudian dilakukan rehabilitasi keseluruhan di INKA sehingga skema warna mengalami perubahan dari hitam-biru-jingga menjadi merah dengan penambahan corak batik Parang khas Yogyakarta. Pembangunan prasarana pendukung pengoperasian KRL yang terbengkalai dalam waktu lama mengakibatkan pengoperasian layanan KRL ini tertunda.[15][16] ![]() Selain mengoperasikan KRL KfW EA202, KAI Commuter juga sempat mengoperasikan dua rangkaian KRL seri 205 di Lin Yogyakarta.[17] Kedua rangkaian rangkaian seri 205 tersebut didatangkan dari Jepang pada tahun 2020. Setiba di Jakarta, kedua rangkaian KRL ini kemudian dilakukan modifikasi di Depo KRL Depok, dilakukan uji coba di Jakarta,[18] hingga kemudian dilakukan pengiriman ke Stasiun Srowot di Klaten[19] dan Stasiun Solo Balapan.[20] Akibat terlalu tinggi, pada saat pengiriman tersebut, AC pada rangkaian seri 205 nomor formasi SLO9 mengalami gasruk saat melewati Jembatan BH 284[21] yang berada di Kabupaten Sragen, tepatnya sebelah utara Stasiun Kalioso.[22] Rangkaian KRL seri 205 dengan nomor lama KeYo M22 (SLO 32) dan KeYo M23 (SLO 9) dengan stamformasi 8 kereta ini pun akhirnya menjalani dinas terakhirnya di Lin Yogyakarta pada 3 September 2022. Pada 5 September 2022 kedua rangkaian KRL tersebut mulai dipulangkan menuju Depo KRL Depok untuk selanjutnya dioperasikan di Daerah Operasi I Jakarta, sehingga Lin Yogyakarta sepenuhnya dilayani oleh Kereta rel listrik seri i9000.[23] Dikarenakan beberapa trainseet Kereta Rel Listrik seri i9000 akan dilakukan perawatan akhir di PT. INKA, KAI Commuter melakukan pengiriman 2 Trainseet KRL seri JR 205 ke Dipo KRL Solo Jebres sebagai asistensi atau pengganti sementara KRL EA 202 i9000 yang sedang mengalami perawatan. 2 Trainseet yang dikirim adalah JR 205-5 & JR 205-46 yang masing-masing memiliki stamformasi 8 kereta tanpa kabin tengah. Stasiun![]()
Referensi![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Yogyakarta Commuter Line.
|
Portal di Ensiklopedia Dunia